Ticker

6/recent/ticker-posts

Ad Code

Responsive Advertisement

kenikmatan istri Sahabatku #3




Akhirnya saat yang ditunggu Pak Reman datang juga. Bukannya temannya yang memberi tahu tapi malah Agung sendiri yang cerita kalau dia akan pergi keluar pulau sekitar 2 minggu. Tujuan Agung mengatakan itu kepada Pak Reman sebenarnya adalah untuk memberitahu kalau untuk minimal 2 minggu kedepan mereka tidak bisa main catur bersama. Tapi hal itu bukanlah masalah buat Pak Reman karena waktu Agung dia akan bermain-main dengan Fika, istrinya.

Seperti yang sudah dikatakan kepada Pak Reman, hari jumat Agungpun berangkat. Fika mengantarkannya ke bandara. Setelah mengantarkan suaminya Fika kembali kerumah. Sebenarnya dia ingin ikut dengan suaminya, entah kenapa perasaannya menjadi tidak enak ditinggal seperti ini, tapi sayang pekerjaannya tidak bisa ditinggal selama itu. Fika semakin cemas karena Agung mengatakan kalau tidak ada masalah ditempat yang akan dia tuju maka 2 minggu lagi akan pulang, tapi kalau ada masalah disana bisa jadi lebih lama lagi dia disana.

Sabtu malam Fika sedang duduk sendirian menonton TV. Dia baru saja menerima telpon dari suaminya yang mengabari bagaimana keadaannya disana. Dia merasa senang waktu suaminya menelpon, tapi kini merasa sedih lagi karena kembali kesepian. Ini adalah malam minggu pertamanya tanpa Agung setelah mereka menikah.

Sebenarnya tidak terlalu beda dengan malam minggu sebelumnya karena Agung lebih banyak menghabiskan dengan main catur bersama Pak Reman. Tapi tetap saja tidak ada suaminya ini membuat Fika merasa begitu sepi. Kalau ada suaminya, paling tidak dia masih bisa mendengar percakapan Agung dengan Pak Reman disela main catur, kadang dia juga ikut nimbrung ngobrol dengan mereka. Tapi malam ini sepi sekali. Pembantunya sudah pamit untuk tidur dikamar belakang. Sedangkan lingkungan perumahannya ini juga sepi, tidak seperti dulu waktu dia masih ngekos.

Malam ini Fika memakai pakaian tidur berbahan sutera yang sangat halus. Rambutnya dia biarkan tergerai tanpa ditutup jilbab karena memang dia dirumah hanya sendiri. Tak lama kemudian dia mendengar suara motor yang cukup familiar berhenti di depan rumahnya. Lalu terdengar pintu gerbang rumah itu terbuka. Fika yakin kalau orang itu adalah Pak Reman, karena memang sudah biasa dia datang seperti itu. Yang dia heran adalah kenapa gerbang rumahnya tidak terkunci, pasti pembantunya lupa dan ketiduran.

“Apa mas Agung belum ngasih tahu Pak Reman kalo dia lagi pergi ya” batin Fika dalam hati.

Agung memang tidak mengatakan kepada Fika kalau dia sudah memberitahu Pak Reman kalau akan pergi. Pikir Agung cukup dengan memberitahu Pak Reman maka lelaki itu tidak akan datang ke rumahnya malam minggu ini. Tapi Agung sama sekali tak tahu kalau sedari lama Pak Reman menyimpan rencana tersendiri untuknya, lebih tepatnya untuk Fika istrinya.

Tok tok tok
“Assalamualaikum”
“Waalaikumsalam. Bentar pak” jawab Fika dari dalam rumah. Dia mengambil dan memakai jilbabnya dulu sebelum menemui Pak Reman.

“Malem mbak Fika” sapa Pak Reman waktu Fika membukakan pintu.
“Malem pak. Nyari mas Agung ya?” tanya Fika.
“Iya mbak, biasalah, hehe” jawab Pak Reman.
“Waduh, mas Agungnya nggak ada pak” kata Fika.
“Lha emang kemana mbak?”
“Pergi ke Sulawesi pak. Baru kemarin berangkat” jawab Fika.
“Loh, ke Sulawesi? Walah, nggak tahu saya. Lama ya mbak?” tanya Pak Reman.
“Ya sekitar 2 minggu sih pak” jawab Fika.
“Waduuh, gimana yaa

Posting Komentar

0 Komentar