Ticker

6/recent/ticker-posts

Ad Code

Responsive Advertisement

kenikmatan istri Sahabatku #4




Melihat Pak Reman yang kebingungan membuat Fika merasa sedikit tidak enak. Dia tahu jarak dari rumahnya ke rumah Pak Reman cukup jauh. Kasihan kalau baru sampai langsung pulang. Tapi Fika juga ragu-ragu menyuruhnya masuk karena sedang tidak ada suaminya. Bagaimanapun bagi Fika dilarang menerima tamu jika sedang tidak ada suaminya dirumah. Tapi sekali lagi melihat wajah Pak Reman yang nampak kecewa dan bingung, membuat Fika kasihan. Meskipun merasa tidak enak dan ragu-ragu, akhirnya dia mempersilahkan lelaki itu untuk masuk.

“Hmm, masuk dulu aja pak” kata Fika.
“Waduh, gimana ya, nggak enak saya mbak” jawab Pak Reman.
“Nggak papa pak, kan bapak udah jauh-jauh kesini, kasihan kalo langsung pulang”
“Hmm, yaudah deh”

Pak Reman akhirnya masuk dan duduk di ruang tamu. Fika tetap membiarkan pintu rumahnya terbuka sebagai tanda kalau ada tamu dirumahnya. Lagipula dia pikir motor Pak Reman juga ada dihalaman rumahnya dengan pintu gerbang terbuka, tapi Fika tidak tahu kalau sebenarnya Pak Reman sudah menutup dan mengunci gerbang rumah itu.

Mereka berdua ngobrol diruang tamu. Fika melihat Pak Reman seperti masih canggung. Padahal dia sendiri sebenarnya juga canggung karena baru pertama kali ini dia menerima tamu seorang pria malam-malam begini saat suaminya sedang tidak ada dirumah. Tapi tentu saja muka canggung Pak Reman itu hanya akting saja. Dia sengaja membuat kesan seperti itu agar Fika tidak langsung curiga kepadanya.

“Emangnya mas Agung nggak ngasih tahu ya pak?” tanya Fika.
“Nggak mbak, orang sabtu kemarin pas main catur nggak ngomong apa-apa” jawab Pak Reman.
“Oh, ya emang baru kamis kemarin sih pak mas Agung disuruh berangkat sama kantornya, dan jumatnya langsung berangkat” kata Fika.

Tentu saja Pak Reman berbohong karena hari kamis kemarin setelah mendapat perintah dari kantornya, Agung yang langsung memberitahu Fika langsung menghubungi Pak Reman.

“Kalo gitu saya buatin minum dulu ya pak” kata Fika.
“Aduh nggak usah repot-repot mbak” jawab Pak Reman.
“Ah nggak kok. Mau kopi kayak biasanya?” tanya Fika.
“Boleh deh mbak” jawab Pak Reman.

Fikapun masuk untuk membuatkan minuman meninggalkan Pak Reman sendirian diruang tamu. Pak Reman tahu pembantu Fika pasti sudah tidur. Dia sudah hapal dengan hal itu setelah beberapa kali main kerumah ini, karena setiap kali datang malam-malam begini pasti Fika yang selalu membuatkannya minuman. Tak lama kemudian Fika kembali dengan membawa dua gelas minuman, satu untuk Pak Reman dan satu untuk dirinya.

Kembali mereka berdua ngobrol sampai tak terasa sudah lebih dari setengah jam Pak Reman disitu. Sebenarnya Fika sudah merasa jengah tapi tidak mungkin rasanya mengusir Pak Reman pulang. Pak Reman bukan tidak menyadari itu, tapi dia memang tidak akan pulang malam ini. Dia sudah mempersiapkan diri seharian untuk bisa menghabiskan malam yang panjang dengan wanita cantik yang kini ada didepannya itu.

“Oh iya Fik, maaf ya kemarin pas nikahan kamu aku nggak bawa hadiah apa-apa” kata Pak Reman.
“Ah nggak papa kok pak. Bapak udah datang aja juga udah cukup” jawab Fika. Dia agak terkejut dan kurang nyaman dengan Pak Reman yang tidak lagi memanggilnya mbak, tapi langsung namanya

Posting Komentar

0 Komentar